Materi Kuliah Rekayasa Pondasi II-Deep Foundation

Waspada terhadap bencana gempa, tsunami, banjir, longsor, letusan gunung berapi !!!

Minggu, 07 November 2010

Solusi Amblasan Tanah Jl. Marthadinata

Prof Mansyur :

Settlement atau amblesan atau penurunan konsolidasi terjadi 5-10cm pertahun di pantura Jawa dr jakarta-Surabaya, atau penurunan 1-2 mm/minggu sehingga prosesnya pelan-pelan, sementara yg terjadi di lapangan mendadak dan turunnya badan jalan sampai 7m

Fabian J. Manoppo :
Secara teori proses penurunan tanah dilihat dari SOIL WATER CHARACTERISTIC CURVE (SWCC) maka Permanent Wilting Point hanya sampai pada matric Potensial Presure 1500 kPa atau setara dengan penurunan h = 15.330cm inipun hanya terjadi pada Agronomic Plants Soil sehingga berdasar informasi diatas maka ada kemungkinan masalah lain selain Slope Stability seperti :

1.Perobahan Water Table akibat Well Pump/sumur pompa explorasi air tanah secara berlebihan oleh Industri dan masayarakat yg telah menggangu kantong2 unconfined Aquiver sehingga tanah mengalami penurunan/amblasan yg dalam

2.Perobahan Water Table akibat Infiltrasi air hujan sehingga terjadi Hydrostatic Potential yg besar dari sekitar area jalan perlu dicek apakah ada kolam,telaga,sungai dll (Lihat Video Contoh Infiltrasi akibat curah hujan normal/Constant Flux = 5.64cm/hour dgn pemodelan L slope = 100cm dan H slope = 50cm kemiringan 60 jenis tanah Loamy Sand RUN 10 jam dengan program Hydrus 2D/3D Tejadi kenaikan Water Table warna merah dan kuning ) jadi kalau hanya gerusan atau erosi sehingga terjadi SLOPE FAILURE masih kurang pengaruh dibandingkan dengan Infiltrasi of soil yg besar.

3.Akibat explorasi air tanah pada kantong2 aquiver yg berlebihan maka akan terjadi Intrusi Air laut mengandung Chlorinate ataupun pencemaran bahan kimia dari pabrik2 disekitar sehingga terjadi SOLUTE TRANSPORT (Lihat Video Solute Transport Contoh dari Program Hydrus 2D/3D) dalam tanah.Beberapa penelitian saya pengaruh kimia dapat menurunkan Daya Dukung Tanah.

Saran:
Selain Physically and Mechanically properties of Soil test juga perlu dilakukan beberapa test lainnya untuk kemungkinan terjadinya penyebab lain, selain SLOPE FAILURE sbb:

1.Pizometer test untuk mengetahui apakah ada kemungkin terjadi Hydrostatic Potential yg begitu besar sehingga terjadi Transient Water Flow sekaligus mengukur posisi water table disekitar area Subsidence seperti Kolam Resapan, Sungai, tambak ikan dll

2.Time Domain Reflectometer Modified by Dr.Ito untuk dapat mengukur lokasi saltwater - fresh water interface cara lain dengan mengukur kualitas air saat uji Pizometer untuk menjaga kemungkinan pengaruh Salt Water (chlorinated) dan juga pengaruh pencemaran dari limbah industri pada daya dukung tanah dalam beberapa penelitian saya pengaruh bahan kimia dapat menurunkan daya dukung tanah.

3. Perlu data geologi untuk mengetahui kondisi aquiver dilokasi apakah Unconfined Aquiver atau Confined Aquiver jika settlement berlangsung terus menerus maka ada proses pumping of well water has lead to a cone of depression in the water table

4. Perlu pemeriksaan jumlah pengguna WELL PUMP disektar area lokasi dan di cocokkan dengan data GEOLOGI dilokasi mengenai posisi Aquiver untuk mendapat kepastian tidak ada pengaruh akibat explorasi air tanah yg berlebihan

Fabian J Manoppo

From: andi kartawiria
To: forum geoteknik indonesia
Sent: Mon, September 20, 2010 6:44:57 PM
Subject: [forum-geoteknik-indonesia] catatan prof. masyhur jilid 2

Teman2 ysh., berikut ini adalah tulisan prof. masyhur mengenai kasus longsornya jalan martadinata jakarta yang saya ambil atas seijin beliau dari facebook beliau, semoga bermanfaat.

Salam,
AK
Tinjauan Teknis Kasus Pergerakan Badan Jalan di Jalan Martadinata Jakarta
by Masyhur Irsyam on Monday, September 20, 2010 at 6:37am

Para Facebookers, berikut adalah tinjauan teknis kasus pergerakan badan jalan di jalan Martadinata yang saya ambil dari materi wawancara saya dengan RCTI reporter Bandung (16 September 2010), TransTV (17 September 2010), dll. Semoga informasi ini dapat bermanfaat dan menenangkan para Facebookers:

Ada 4 pertanyaan mendasar:

1. Mekanisme apa yg sebenernya terjadi di lapangan, apakah settlement/amblesan/penurunan konsolidasi atau kelongsoran
2. Apa kemungkinan penyebabnya
3. Apa pengaruhnya terhadap kondisi yang ada sekarang
4. Apa rekomendasi action plan dan solusinya

Data dan informasi yang saya dapatkan untuk memberikan komentar teknis ini:

a. Foto-foto dari media massa.

b. Fakta bahwa timbunan badan jalan berada di Pantura Jakarta yang umumnya tanah dasarnya adalah tanah sangat lunak dng ketebalan sampai 20m.

c. Informasi bahwa jalan yg rusak ini sudah digunakan sejak 30th yang lalu dan dilakukan penambahan perkerasan jalan setahun yang lalu.

d. Pada tanggal 16 September 2010 badan jalan dan plat beton jalan bergerak kebawah sedalam 7m.

Apabila ada informasi baru yang berbeda, ada kemungkinan komentar teknis ini perlu direvisi.

1. Mekanisme apa yg sebenarnya terjadi di lapangan, apakah settelement atau kelongsoran?

Settlement atau amblesan atau penurunan konsolidasi terjadi 5-10cm pertahun di pantura Jawa dr jakarta-Surabaya, atau penurunan 1-2 mm/minggu sehingga prosesnya pelan-pelan, sementara yg terjadi di lapangan mendadak dan turunnya badan jalan sampai 7m. Selanjutnya, dengan terjadi konsolidasi, maka tanah sangat lunak dibawah timbunan jalan akan memadat dan kekuatan geser-nya akan meningkat, artinya kalau tidak ada penyebab lain maka timbunan diatas tanah lunak semakin lama akan semakin stabil yang ditandai dengan terjadinya settlement konsolidasi akibat beban timbunan. Jadi dapat disimpulkan bahwa penyebabnya bukan settlement konsolidasi tetapi yang terjadi adalah kelongsoran. Penurunan konsolidasi tanah memang terjadi di Jakarta Utara, tapi tidak ada hubungannya dengan kelongsoran di jalan Martadinata ini.

2. Apa kemungkinan penyebabnya?

Dengan terjadinya konsolidasi, tanah sangat lunak akan turun 5-10cm/thn, akan memadat dan kekuatan geser-nya semakin lama akan semakin meningkat, atau dalam istilah geoteknik disebut “Drained Condition”, jadi kalau tidak ada penyebab lain maka semakin lama timbunan badan jalan diatas tanah lunak akan semakin stabil. Kenyataannya terjadi kelongsoran, sehingga kemungkinan lain tersebut diantaranya berupa:

1. Beban lalu-lintas yang besar
2. Pasang-surut dan rapid-draw down
3. Perubahan geometri lereng jalan

Beban lalu-lintas yang besar:

Saat kelongsoran terjadi, kondisi traffik tidak pada beban puncak yaitu tidak pada waktu tronton-tronton besar lewat atau pada waktu full live load, jadi bukan akibat beban luar atau bukan akibat beban traffik.

Pasang surut dan rapid-draw-down:

Rapi-draw-down terjadi setelah muka air laut yang tinggi kemudian diikuti dengan surut yang mendadak, ini kemungkinan bisa memberi kontribusi. Pasang-surut yang cepat dapat menyebabkan terjadinya rapid-draw-down (perbedaan tinggi air di dalam badan dan diluar badan timbunan jalan) dan juga erosi (piping) butir-butir tanah dibawah pavement jalan, ditambah lagi apabila ada drainase yang kurang baik, meskipun demikian, kontribusinya kemungkinan tidak besar mengingat pasang-surut (dan efeknya) sudah terjadi sejak 30 tahun yang lalu sepanjang umur jalan.

Perubahan geometri lereng jalan:

Kemungkinan penyebab yang lain adalah adanya perubahan geometri lereng yang menjadikan lereng badan jalan makin tajam atau tanah dibawah kaki lereng menjadi semakin dalam. Perubahan geometri lereng ini kemungkinan memberi kontribusi paling besar dalam menurunkan safety factor hingga lebih kecil dari 1.0. Hal ini juga sejalan dengan pengalaman sebelumnya oleh penulis dalam menangani kasus-kasus serupa. Perubahan geometri lereng bisa diakibatkan oleh gerusan air sungai, erosi, ataupun akibat adanya aktifitas penggalian atau pengerukan. Pengalaman penulis, kalau penyebabnya adalah gerusan sungai, maka umumnya terjadi pada sisi luar daerah belokan sungai. Kalau penyebabnya adalah penggalian atau pengerukan, maka aktifitas penggalian atau pengerukan jaraknya bisa cukup jauh dari lokasi kelongsoran karena rendahnya kuat geser tanah lunak yang perilakunya mirip seperti fluida.

Kepastian penyebab kontribusi kelongsoran ini baru dapat diperoleh setelah terkumpul data teknis dan perhitungan stabilitas lereng yang lengkap.

3. Apa pengaruhnya terhadap kondisi yang ada disekitar lokasi yang bermasalah

Umunya berdasarkan pengalaman penulis menangani kasus serupa ini, daerah kelongsoran seperti ini akan melebar karena tanah masih dalam proses mencari keseimbangan baru. Lereng sisa yang terjal saat ini biasanya akan melandai dan diikuti oleh kelongsoran yang membesar. Sehingga perlu diantisipasi potensi melebarnya bidang kelongsoran yang bisa membahayakan pengguna jalan maupun orang disekitar lokasi kelongsoran.

4. Apa rekomendasi action plan dan solusinya

(a) Mengunpulkan data teknis dengan melakukan penyelidikan tanah dan bathimetri untuk mengetahui profil permukaan tanah dan profil kekuatan geser tanah, as-built drawing, dan informasi tentang aktifitas-aktifitas yang dapat merubah geometri lereng sebagaimana disebutkan diatas disekitar lokasi dalam beberapa bulan terakhir ini guna input untuk perhitungan.

(b) Setelah mendapatkan data teknis, melakukan perhitungan back-calculated untuk memastikan penyebab kelongsoran, memberikan solusi, dan mengantisipasi kejadian yang serupa dikemudian hari.

(c) Disarankan agar setengah jalan yang masih digunakan saat ini ditutup atau segera diperkuat spy kelongsoran tidak melebar.

(d) Untuk di daerah yang longsor, salah satu alternatif yang paling cepat dan secara geoteknik handal adalah dengan menggunakan konstruksi slab-on-pile seperti jembatan di jalan toll cengkareng, disamping masih banyak alternatif lain yang tersedia.

(e) Memperkuat lereng-lereng disekitar lokasi kelongsoran yang diperkirakan kondisinya juga sudah cukup kritis, misalnya dengan memasang turap.

(f) Kedepan harus dicegah gerusan, erosi ataupun pengerukan yang dapat menyebabkan ketidakstabilan lereng jalan

Bandung, 16-17 September 2010
Prof Masyhur Irsyam, PhD
Ahli Geoteknik Utama
Member ISSMGE (International Society for Soil Mechanics and Geotechnical Engineering)
Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan ITB

5 komentar:

  1. saya hanya orang awam pak, namun kalau dilihat dari kasat mata kemungkinan yang terjadi adalahhilangnya faktor air dalam tanah yang di wilayah itu, yang slalu diingat bahwa tanah ada tiga faktor utama, padat, cair dan gas. bila salah satu yang hilang maka kemungkinan akan terjadi kerusakan pada lahan tersebut

    BalasHapus
    Balasan
    1. kalau dari masalah geoteknik penyebabnya apa ya ?

      Hapus
    2. kalau dari masalah geoteknik penyebabnya apa ya ?

      Hapus
    3. sebagai warga teknik sipil, apa yang kita lakukan ?

      Hapus
    4. sebagai warga teknik sipil, apa yang kita lakukan ?

      Hapus