Materi Kuliah Rekayasa Pondasi II-Deep Foundation

Waspada terhadap bencana gempa, tsunami, banjir, longsor, letusan gunung berapi !!!

Senin, 23 Mei 2011

Microzonasi Gempa Kota Palu

Thesis Master Harun Mallisa, 2007. Mikrozonasi Gempa Kota Palu (dibawah bimbingan Prof. Dr. Ir. H. Manalip, MSc, DEA sebagai Ketua Komisi Pembimbing dan Dr. Ir. Fabian. J. Manoppo, MAgr, sebagai Anggota Komisi Pembimbing).

RINGKASAN

Beberapa peneliti telah melakukan penelitian dan membuat Peta Gempa Indonesia dengan versi masing – masing, tesis ini menyajikan penelitian untuk mendapatkan Peak Ground Acceleration (PGA) untuk Kota Palu berdasarkan metoda yang lebih lengkap, sistematis dan berusaha mengurangi faktor – faktor ketidak pastian dalam setiap langkah perhitungan yang dilakukan.
Secara Umum, analisis resiko gempa ini meliputi pengumpulan dan pengolahan data gempa, studi seismotektonik dan analisis resiko gempa. Data gempa dikumpulkan dari tahun 1904 – 2006. Data gempa kemudian diolah sehingga didapat data gempa utama dan kelengkapannya.
Analisis resiko gempa, dilakukan untuk mendapatkan karateristik pergerakan tanah di batuan dasar seperti percepatan maksimum dan respons spectra di batuan dasar untuk periode ulang 500 tahun. Pada tahap analisis resiko gempa dilakukan pemodelan zona sumber gempa, studi parameter resiko gempa untuk masing-masing zona, studi fungsi atenuasi, perhitungan resiko gempa, dan pembuatan digitasi sintetik. Analisis respons dinamik tanah, meliputi penentuan parameter dinamik tanah dan analisis perambatan gelombang geser satu dimensi pada beberapa lokasi di kota Palu.
Sumber gempa didasarkan atas penelitian yang dilakukan Sapiie (1999). Parameter ground motion adalah percepatan gempa dengan perioda ulang 500 tahun. Parameter seismisitas dihitung dengan metoda Kijko & Sellevoll (1989) dan Weichert (1980). Fungsi atenuasi yang dipakai adalah fungsi atenuasi dengan standar deviasi yang sangat kecil, yaitu: fungsi atenuasi Youngs (1997) untuk zona subduksi, fungsi atenuasi Boore et al. (1997) dan Sadigh (1997) untuk zona transform. Untuk memperhitungkan faktor ketidak pastian dari masing - masing tahapan perhitungan dipakai metoda logic tree. Respon spektra Kota Palu menunjukkan perioda dominan di batuan dasar berada pada T = 0.2 detik.
Analisis perambatan gelombang geser satu dimensi dilakukan dengan teori perambatan gelombang geser satu dimensi dilakukan dengan bantuan program Equevalent Linear Earthquake Respons Analysis (EERA) dan Non Linear Earthquake site Respons Analysis (NERA). Properties dinamik tanah dievaluasi dari data-data hasil penyelidikan tanah yang dikumpulkan di sekitar Palu. Dari variasi besarnya percepatan gempa di permukaan dibuat peta mikrozonasi seismic Palu. Hasil dari analisis respon site dengan menggunakan program EERA dan NERA digunakan sebagai data masukan untuk pembuatan respon spectra. Prosedur pembuatan respon spectra dari Borcherdt (1994) dan Unifrom Building Code 1997 (UBC 97) juga dipertimbangkan untuk respon spectra rencana di kota Palu.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa respons spektum menurut SNI- 1726-2002 untuk tanah lunak terlalu besar untuk beberapa lokasi tertentu di kota Palu namum untuk di tempat lain perbedaannya tidak terlalu significan. Sementara respon spektrum untuk jenis tanah sedang dan tanah keras tidak menunjukkan adanya perbedaan yang significan.

Senin, 28 Maret 2011

Analisa Sederhana Atas Robohnya Apartemen 13 Lantai di China






Informasi data dari Internet sbb :

(1) An underground garage was being dug on the south
side of the building, to a depth of 4.6 meters (15 ft).

(2) The excavated dirt was being piled up on the north
side of the building, to a height of 10 meters (32 ft).

(3) They dug right up to the base of the building.
Then the rains came.

(4) The building experienced uneven lateral pressure
from north to south.

(5) This resulted in a lateral pressure of 3,000 tonnes,
which was greater than what the un-reinforced pilings
could tolerate. Thus, the building toppled completely
over in a southerly direction.

Setelah melihat dari foto2 dan informasi data diatas maka kemungkinan penyebab ambruknya gedung ini sbb:

1. Akibat excavation galian tanah kurang memperhatikan syarat minimum failure line dari pondasi tiang pancang
2. Tidak memperhitungkan permiability pada galian saat hujan serta infiltrasi air dari sungai sehingga terjadi rapiddowndrag terhadap dayadukung tanah
3.Patahnya tiang terjadi pada posisi plastic hinge (Utk kasus flexible pile/tiang pancang panjang) akibat melampaui beban lateral batas tiang pancang dengan hitungan kasar sbb:

Akibat masalah diatas maka Beban Horisontal yg bekerja = 3000 ton
dari gambar yg ada jumlah tiang pancang preststress yg digunakan kira2 100 tiang
jika 1 tiang pancang prestressed maksimum dapat memikul 150 ton beban vertikal maka menurut California bearing code beban horisontal dapat diambil 10% dari bebanvertikal = 15 ton
jadi untuk 100 tiang maka beban horisontal yg dapat dipikul = 100*15 = 1500 ton

Kesimpulan:
1. Kapasitas dukung 100 tiang pancang hanya 1500 ton < 3000 ton (Makanya Gedung Ambruk)
2. Kebiasaan para kontraktor yg ingin mencari untung besar sehingga terkadang hanya mengcopy paste gambar engineering desain dan tidak mau menghired ahli geoteknik karena dimonopoli oleh ahli struktur dll hal ini banyak saya temui juga di SULUT ini bisa menjadi hikmah bagi para ahli Teknik Sipil di SULUT

catatan :
perhitungan diatas adalah perhitungan kasar diperlukan analisa dan data lapangan sehingga diperoleh hasil yg lebih baik dan detail

Fabian J Manoppo
Ahli Geoteknik (Pondasi Tiang Pancang)
Sent from my iPad

Korelasi Nilai. SPT terhadap Bearing Capacity Factor

fkd (Structural) 25 Feb 02 11:57
  Dear folks,

  Sorry for this basic question (I'm structural) but I would like to know if there is any trustable way to determine the alowable bearing pressure having only the results of a Standart Penetration Test?


  Thanks in advance,

         Fred

austim (Structural) 25 Feb 02 15:26
Hi, fkd.

You really need to know more than just the N values.  Importantly, you must also know what types of soil you are dealing with.

One of my ancient texts, Peck Hansen and Thorburn, "Foundation Engineering", shows tables from which you can get bearing capacity factors Nq and Ngamma for SAND, based on N values.

For clays, PH&T say "the standard penetration test is not so reliable an indicator of the compressive strength of clys as it is of the relative density of sands, and the tests on tube samples are preferred".

ishvaaag (Structural) 27 Feb 02 17:46
For cohesionless soils, as austim says, mainly.

You have a freely available worksheet in the Mathcad's Collaboratory that cares of that.

See the graphical relationship in

Bridge Substructure and Foundation Design
Petros P. Xanthakos
Prentice Hall
p.534

kieran1 (Structural) 28 Feb 02 7:42
I use a simple formula of allowable bearing pressure =10N where N is from S.P.T. Kieran Coyle
BEng(hons),CEng, M.I.Struct.E, M.I.E.I.

palmeira (Structural) 2 Mar 02 20:41
Hi Kieran,

In what unit is the ABP=10*N ?

CISGeotechnical (Geotechnical) 11 Mar 02 6:17
The US Army Corps of Engineers has published many Engineer Manuals that can make you more than satisfied since they are based on current practical applications and have sustantiable references for further reading.  For example, N values has been used mainly for sands to correlate allowable bearing pressure.  The Peck Hanson Thornburn book has charts for those purposes, and Meyerhof has done extensive work on that too.

However, recently I read that for clays, Bowles have suggested to use cu = 0.12 Nspt (in ksf)which multiplied by two will be the unconfined compressive strength (qu), which in turn can be taken as the allowable bearing pressure having a safety factor of 3. Easy not?... but,

Remember that allowable bearing pressure is tied to allowable settlement and settlement estimates govern for clays while allowable bearing pressure using classical charts for sand are developed for an allowable settlement of 1 inch.

For in-depth free study of the issues and to get the USACE Engineer Manual of Bearing Capacity of Soils go to the following page:

http://www.usace.army.mil/inet/usace-docs/eng-manuals/em1110-1-1905/toc.htm

You can get also many other manuals for free in their main web page of the Engineer Publications, you just need Adobe Acrobat Reader.  If you have any problems accessing the info let me know.  I know you and others will appreciate this link.

CIS Geotechnical CIS Geotechnical
jrodriguez@centralindustrialpr.com

RVT (Visitor) 11 Mar 02 10:57
A nice, conservative method for coming up with bearing values, based on N values, can be found in a couple charts published back in 1969 (2nd print) by B.K. Hough, "Basic Soils Engineering," pp 308 and 309.  I used these charts for many years with success.  As near as I can estimate, these values for bearing will result in about 1/4" settlement.  And, these charts were developed with manual hammers.  If your N values are from an auto-hammer, the results could be really conservative.  As CISGeotechnical indicated, there are two modes of failure... bearing and settlement.  As long as there is no bearing failure, the bearing pressure you select will be (somewhat) dependant on the settlement you can live with.  Now that is probably more than you really wanted to know..... 字串7

fkd (Structural) 11 Mar 02 15:33
  I just want to say thank you very much for the valuable and precise information provided.
  As RVT said it's really more than my needs, specially with that huge  amount of info that can be found at USACE.


Best Regards

          Fred

jeanesse (Geotechnical) 17 Mar 02 12:17
I am agree with Austim.  For determine allowable bearing capacity you also need to know other soil properties.  For you know if any correlation give trusable results, you need to know the hypotheses what is based the correlation. You need to know characteristics of the soil used to develop the correlation, too.


(Click:)

http://www.3b3d.com/html/Foundation%20engineering/20080414/9905.html

Rabu, 26 Januari 2011

Kajian Teknis Sederhana Perlu Tidaknya Reklamasi Pantai Kalasey Minahasa Sulawesi Utara

By, Dr.Fabian J. Manoppo

Masalah reklamasi pantai Kalasey saat ini sedang menjadi pembicaraan hangat antara yg menyetujui dan yg tidak menyetujui adanya pembangunan reklamasi pantai tersebut. Berikut ini adalah beberapa pertimbangan teknik sederhana dari sudut pandang bidang keahlian saya yakni ahli geoteknik Teknik Sipil. Untuk menganalisa secara lebih teknis diperlukan data-data penting antara lain ,Analisa Amdal (Dampak Lingkungan), Topografi, Bathimetry, Pasang Surut, Arus, Gelombang, Pemeriksaan Geoteknik (Sifat2 fisik dan mekanika tanah), Bangunan/struktur yg akan berdiri diatas lahan reklamasi, Sumber material yg akan digunakan, Analisa ekonomi seperti break event point lahan reklamasi dan struktur bangunan serta usaha yang akan dilakukan lebih khusus dampak pada pertumbuhan ekonomi daerah seperti peningkatan kesejahteraan masyarakat didaerah,Dampak sosial bagi masyarakat akibat Reklamasi seperti gedung dan fasilitas yang akan dibangun,dll namun semuanya ini tentunya memerlukan biaya studi dan penelitian yg memadai serta waktu yg cukup, untuk menentukan Justifikasi Teknis layak tidaknya Reklamasi Pantai Kalase secara sederhana maka saya mencoba melihat dari 2 aspek sbb :

I. Aspek Positif Reklamasi :

1.Adanya lahan baru untuk dibangun pusat bisnis dan hiburan seperti Hotel
berbintang 5,Mall,pusat hiburan pantai, dll
2.Dapat memberikan kontribusi Ekonomi untuk daerah dan masyarakat baik APBD,
Lapangan Kerja,dll
3.Menunjang Pariwisata
4.Reklamasi bukanlah konstruksi yg sulit dikerjakan,dapat dilaksanakan oleh
tenaga lokal sekalipun
5.Dapat berfungsi sebagai peredam Tsunami dengan adanya pemasangan front break
water serta desain gedung berpola pengendali air

II. Aspek Negatif Reklamasi

1, Sangat berdampak pada kerusakan linkungan seperti :
- Terjadi perobahan garis pantai,
- Terjadi perobahan Pola arus
- Hilangnya terumbu karang/napo karang ada sekitar 3 spot/tempat
- Gangguan kebisingan dan getaran pada lingkungan sekitar baik pada manusia dan
hewan laut akibat pekerjaan konstruksi saat pemancangan tiang2 pancang
- Pencemaran udara akibat debu2 dari truk2 pengangkut tanah serta saat
pelaksanaan pekerjaan timbunan
- Pencemaran laut akibat limbah biologi, kimia ketaman laut bunaken dan taman
laut lainnya
- Akibat pengambilan material seperti batu dan tanah dari darat maka akan
terjadi perusakan lingkungan didarat
- Dapat menimbulkan bencana banjir jika terjadi peninggian titik 0 digaris
pantai, serta kurang baiknya sistem drainase untuk pengendalian air RunOff dari
darat

2. Berdampak sosial kepada masyarakat akibat pembangunan pusat bisnis dan
hiburan seperti bisnis prostistusi, judi dan minuman keras

3. Tidak tertata dalam RTRW

4. Sulut sebagai daerah rawan gempa, tsunami, gunung berapi sbb :

Sulawesi Utara dikelilingi oleh 7 Lempengan 2 Patahan dan Busur Gunung Berapi,
lihat peta gempa 2010

http://rovicky.files.wordpress.com/2010/07/peta10_50.jpg

7 Lempengan:
- Eurasia Plate (Lempengan Eurasia),
- Philipine Plate (Lempengan Philipina),
- Pacific Plate (Lempengan Pacific)
- Australia Plate (Lempengan Australia),
- Sangihe Plate (Lempengan Sangihe),
- Moluca Sea Plate (Lempengan Laut Maluku)
- Halmahera Plate (Lempengan Halmahera).

3 Patahan yang berpengaruh diSULUT:
- Patahan Palu Koro
- Patahan Gorontalo
- Patahan Sorong

3 Patahan Lokal :
- Patahan Manado
- Patahan Amurang
- Patahan Bolmong

5. Adanya resiko gempa, tsunami serta Intrusi air laut yg dapat menyebabkan
perlemahan pada pondasi serta kerusakan pada konstruksi bangunan diatas lahan
reklamasi jika tidak didesain secara baik dan benar


KESIMPULAN :

Dengan melihat dua sisi baik positif maupun negatif perlu tidaknya pembangunan
Reklamasi Pantai Kalasey maka saya lebih cenderung untuk tidak merekomendasikan
adanya pembangunan Reklamasi Pantai Kalasey karena dampak kerusakan lingkungan
sangat jelas dirasakan, dan untuk meningkatkan ekonomi cukup dibangun didarat
karena dilokasi masih cukup tersedia areal yg luas untuk dijadikan Pusat Bisnis
seperti Hotel dll.

Jumat, 14 Januari 2011

Daftar Bencana Terburuk

Sumber LiveScience.com

12 Januari 2010: Gempa Haiti menewaskan 200 ribu jiwa, jumlah pasti korban tidak diketahui. Palang Merah memperkirakan bencana ini mempengaruhi hidup 3 juta orang Haiti.

2 Mei 2008: Jumlah korban tewas akibat Topan Nargis masih belum jelas, tapi diperkirakan mencapai lebih dari 140 ribu orang. Penduduk Myanmar yang tinggal di sekitar persawahan di dataran rendah terjebak, tak tahu ke mana harus lari, lalu tersapu topan.

8 Oktober 2005: Gempa berkekuatan 7.6 SR di Pakistan menewaskan lebih dari 40 ribu orang. Kerusakan dan korban jiwa disebabkan oleh dangkalnya pusat gempa.

Agustus 2005: Badai Katrina menewaskan lebih dari 1.800 orang dan merupakan badai terparah dalam sejarah AS. Ini lebih mematikan dari bencana di negeri Paman Sam dalam beberapa dekade terakhir. Efeknya terasa hingga saat ini, penduduk New Orleans dan di pesisir masih berjuang memulihkan kehidupan mereka.

26 Desember 2004: Gempa dengan kekuatan 9.3 Skala Richter mengguncang Samudera Hindia. Gempa dahsyat ini memicu Tsunami yang menewaskan lebih dari 225.000 orang.

1985: Letusan dahsyat Gunung Nevado del Ruiz, Kolombia, menewaskan 25 ribu orang, sebagian besar karena tersapu banjir lahar.

1976: Gempa dengan kekuatan 8 Skala Richter mengguncang Tangshan, Cina, menewaskan 255 ribu hingga 655 ribu jiwa.

1931: Banjir Sungai Kuning diperkirakan telah membunuh 1 juta sampai 3,7 juta manusia. Ada yang tewas tenggelam, terkena penyakit akibat banjir, juga kelaparan. Sungai ini juga pernah meluber dahsyat dan menewaskan korban dengan jumlah yang sama besar.

1815: Letusan Gunung Tambora pada 1815. Diperkirakan 80 ribu orang meninggal karena kelaparan. Petaka juga dirasakan di Eropa dan Amerika Utara. Tahun 1816 dijuluki 'The Year without Summer', tak ada musim panas di tahun itu.

Letusan Tambora juga mengakibatkan gagal panen di China, Eropa, dan Irlandia. Hujan tanpa henti delama delapan minggu memicu epidemi tifus yang menewaskan 65 ribu orang di Inggris dan Eropa. Kelaparan melumpuhkan di Inggris.

1737: Bencana mengguncang Calcutta, India, menewaskan 300 ribu orang. Awalnya para ilmuwan menduga malapetaka itu diakibatkan gempa bumi, namun belakangan diketahui penyebab bencana itu cenderung mengarah ke angin topan.

1556: Gempa di Shaanzi, Cina menewaskan 830 ribu orang. Tidak ada yang tahu seberapa besar magnitud sebenarnya.

1330-1351: The Black Death atau pandemik penyakit pes disebabkan bakteri Yersinia pestis, diperkirakan menewaskan sekitar 75 juta orang, atau 30 hingga 60 persen populasi Eropa.

1138: Gempa bumi Aleppo, Suriah, menewaskan sekitar 230 ribu orang. Dalam data US Geological Survey (USGS), ini adalah gempa paling mematikan keempat sepanjang masa.

1500 SM atau lebih: Pulau Stroggli di Mediterrania terhempas. Gelombang Tsunami memusnahkan peradaban Minoan. Area bencana itu saat ini disebut Santorini. Plato menyebutnya situs di mana kota legendaris, Atlantis menghilang. (kd)
• VIVAnews

Kamis, 06 Januari 2011

Teori Baru Menghitung Defleksi by Sastry, Koumoto and Manoppo

Re: [forum-geoteknik-indonesia] (unknown)
From: Fabian J Manoppo
To: forum-geoteknik-indonesia@yahoogroups.com

Dear, Pak Rowan
Untuk menghitung Deflection of Pile in Soft Clay under Lateral Loads,
Bisa dianalisa dengan cara :

1.Numerik (ada beberapa cara, subgrade reaction, PY curve dll dgn bantuan software)
2.Analitis :
Dibawah ini beberapa cara Analitis saya cut dari hasil penelitian saya yg sedang di SUBMIT dalam bentuk paper di PIT HATTI Yogya Desember 2010, berhubung masih dalam tahap Reviewer jadi saya belum bisa kasih lengkap papernya Judul " Performance of Batter Piles in Sand under Lateral Loads"
Untuk 3 cara analitis (Poulos and Davis Theory; Sastry Koumoto dan Manoppo Theory; Chang Theory) dibawah saya bandingkan dengan hasil penelitian dilaboratorium baik untuk pasir dan lempung untuk tiang pancang tunggal vertikal dan miring.
Penjelasannya panjang tapi utk mudahnya bisa gunakan teory Poulos and Davis bisa di lihat di buku PILE FOUNDATION by POULOS AND DAVIS cara menghitung analitis sbb :

1. Hitung Qu horizontal Tiang Pancang Tunggal dibuku Poulos & Davis bisa pakai cara Konvensional, Brom's atau Meyerhof (untuk lempung)

2. Hitung Defleksi dengan rumus Poulos & Davis

Qworking(elastis) = Qu hor./2 atau Qu hor /3

3. Selanjutnya gunakan nilai Qworking(elastis) pada rumus Defleksi dari Poulos and Davis utk lempung kalau mau dicoba dengan rumus Sastry,Koumoto dan Manoppo serta Chang bisa juga tapi dari hasil penelitian saya Poulos and Davis cocok untuk tiang pancang Rigid/kaku sementara Sastry Koumoto dan Manoppo cocok untuk Tiang pancang Flexible sementara Chang Under estimate

4. Untuk Defleksi pada Grup
Hitung Qu horisontal Grup = N x Qu hor. tunggal x Efisiensi

5. Qworking(elastis) Grup = Qu hor.Grup/2 atau .../3

6. Masukkan Qworking Grup pada rumus Defleksi dari Poulos and Davis untuk lempung

7. Defleksi yg digunakan adalah Defleksi yg terkecil antara Defleksi untuk 1 tiang dan untuk Tiang Grup

Catatan :

Jika dilakukan Lateral Static Loading Test maka Qu horizontalnya bisa diperoleh dengan Manoppo F.J dan Koumoto seperti dalam penggalan Paper saya dibawah.

Kutipan Paper saya :

Based on the ultimate bearing capacities computed by using the fitting method (Manoppo, F.J and Koumoto, T, 1998), the observed deflection of flexible batter pile could be determined. The observed deflection values were compared with theoretical estimates derived from three methods as follows:

The lateral ground line deflection Y and rotation θ of rigid pile of length L under a working lateral load Q = Qu/2 ~ Qu/3. (Qu is the ultimate bearing capacity derived with the fitting method) acting at a height h above the ground surface are estimated by using the theory of Poulos and Davis, 1980

Yo = Q × (Iρh + Iρm × h/L) / Es × L × Fρ (1)

Θo = Q × (Iθh + Iθm × h/L) / Es × L2 × Fθ (2)

Yl=Yo+tan(θo)h (3)

Where, Yo and θo are the ground surface deflection, Yl is the load level deflection, Es is the modulus elasticity of sand, Iρh, Iρm= Iθh and Iθm are elastic influence factors of sand for a rigid pile, Fρ and Fθ are yield deflection and rotation factors of sand, respectively. This method is referred to as method 1.

In the case of of flexible pile, the method suggested by Sastry, Koumoto and Manoppo, 1995,1996 were used, in which the length L of pile was replaced with the length effective Le

Le/L=2.3×Kr0.2≦1 (4)

Kr=EpIp/Es’L4 (5)


Where, Kr is the relative stiffness of pile. Considering average constant values of Iρh=7.5, Iρm= Iθh=9, Iθm=12.

The Yl values are then computed according to equation 3. This approach is referred to as method 2.

Deflection values due to a working lateral load Q acting at a height h above the ground level on a flexible pile of length L embedded in a soil with a uniform normal secant modulus of Es’ are also computed by Chang, 1973

Yl = Q{(1+β)3+0.5} / 3 × Ep × Ip × β3 × Fθ (6)

β=(Es’/4EpIp)0.25 (7)

This approach is referred to as method 3.

Semoga dapat membantu,
Fabian

From: Rowan
To: forum-geoteknik-indonesia@yahoogroups.com
Sent: Sun, November 7, 2010 3:57:36 AM
Subject: [forum-geoteknik-indonesia] (unknown)

Dear bapak2 dan ibu2 yang ada di FGI,, saya mau nanya bagaimana cara dan langakah2 untk mencari defleksi pada tiang group pada tanah lempung lunak,, mohon banuannya